Jakarta (wartalogistik.com) – Balai Teknologi Keselamatan
Pelayaran (BTKP), Kementerian Perhubungan berhasil mendorong munculnya produsen
peralatan keselamatan pelayaran seperti jaket pelampung (life jacket). Selasa (24/12) pagi bertempat di terminal Kali
Adem, Pelabuhan Muara Angke, BTKP membagi sebanyak 1400 jaket pelampung buatan
dalam negeri kepada para pemilik kapal tradisional.
Penyerahan jaket pelampung dilakukan oleh Manteri
Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus
H. Purnomo kepada perwakilan operator kapal tradisional yang mengangkut
penumpang di kawasan itu ke wilayah Kepulauan Seribu.
Menhub dalam sambutannya sangat bersyukur karena sejumlah
pihak terus mendorong untuk meningkatkan perhatian pada keselamatan pelayaran.
Salah satu cara dorongan itu dilakukan dengan memberikan jaket pelampung.
“Adalah bukti bahwa semakin hari perhatian pada keselamatan
pelayaran terus meningkat. Untuk itu semua pihak terus mendukung terciptanya
keselamatan pelayaran,” ungkap Menhub.
Menhub juga memberikan apresiasi atas keberhasilan BTKP yang
berusaha adanya peralatan keselamatan pelayaran seperti jaket pelampung buatan
dalam negeri.
“Saya hargai itu semoga ini menjadi salah satu yang mendorong
semakin tingginya kita dalam memperhatikan aspek keselamatan pelayaran, dan adanya produk-produk dalam negeri pada peralatan keselamatan pelayaran,” kata Menhub.
Agus H. Purnomo juga kepada para penerima jaket pelampung
meminta agar jaket pelampung dipakai selama pelayaran. Tujuannya menjaga diri
dari kemungkinan yang terjadi secara mendadak di laut agar tetap aman.
“Pakai terus ya kalau sedang mengoperasikan kapal.
Informasikan juga pada penumpang untuk pakai life jaket, jangan segan-segan
mengarahkan penumpang yang tidak memakai,” kata Agus Purnomo ketika menyerahkan
jaket pelampung.
Sementara itu Kepala BTKP, Gigih Retnowati menyatakan life jacket
yang diberikan adalah produksi dalam negeri yang sudah mendapat pengesahan dari
BTKP. Kegiatan untuk mendorong munculnya produsen jaket pelampung bekerjasama
dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya.
“Ini merupakan upaya agar kita memiliki produk sendiri,
mengingat sebagai negara maritim kebutuhannya sangat tinggi untuk menjaga
keselamatan masyarakat yang menjalankan kegiatannya di laut,” ungkap seusai acara
menyerahkan jaket pelampung .
Gigih menambahkan untuk mendapat pengakuan (approv) dari BTKP,
jaket pelampung harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, misalnya ukuran berat pelampung, bahan
dasar yang dibuat dan tingkat kekuatan bertahan di air juga harus sudah melalui
pengujian.
“Jadi jaket pelampung yang buatan dalam negeri ini sudah
melalui pengujian,” ungkap Gigih.
Sementara itu KSOP Muara Angke, Anggiat Dauglas disela-sela
acara mengakui, akan memperhatikan para operator untuk memenuhi peralatan
keselamatan dan mengawasai penumpang untuk menggunakan life jaket di atas
kapal.
“Sebelum kapal berangkat kami akan mengawasi secara ketat dan
tegas agar penumpang menggunakan life jaket,” kata Anggiat.
Usai acara penyerahan jaket pelampung Menhub dan Dirjen Hubla juga menyempatkan naik ke atas kapal tradsional dan berbincang dengan penumpang yang ada di atas kapal
Usai acara penyerahan jaket pelampung Menhub dan Dirjen Hubla juga menyempatkan naik ke atas kapal tradsional dan berbincang dengan penumpang yang ada di atas kapal
Tampak hadir daintaranya Kepala Syahbandar Utama Tanjung
Priok Capt. Hermanta. Kepala Kantor OP Tanjung Priok yang diwakili Kabid Lalu Lintas dan Kepelabuhanan, Dedi Hermanto. Basarnas DKI Jakarta, Henra. Kadishub DKI
Jakarta Safrin L. Direktur KPLP, Ahmad. Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut, Capt.
Wisnu Handoko, Direktur Perkapalan Dan kepelautan, Capt. Sudiono. Kepala PLP
Tanjung Priok Elwin, Kepala KSOP Sunda Kelapa, Ridwan Ch, Kepala KSOP Marunda
Iwan Sumantri. Kepala KSOP Kepulauan Seribu Hanif Kartika Yuda, dan sejumlah
pejabat lainnya.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar