Jakarta (wartalogistik.com) - Dubai Port, Hutchinson Port, Busan Port bukan saja ada di negaranya masing-masing, tapi juga ada di sejumlah negara. PT. Pelabuhan Indonesia II yang juga dikenal dengan sebutan IPC (Indonesia Port Corporation) bisa juga mengikuti jejak pelabuhan-pelabuhan itu, dimulai melalui anak perusahaannya mengelola terminal pelabuhan di sejumlah daerah dan berikutnya sampai ke luar negeri.
Potensi mengelola pelabuhan di luar negeri bukan lagi suatu mimpi, tapi sudah meningkat menjadi gerak langkah. Itu bisa dilihat dari kebijakan manajemen IPC ketika menggulirkan berdirinya 17 anak perusahaan yang masing-masing memiliki core bussines tersendiri.
Misalnya, PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) mempunyai peran mengelola terminal multi purpose, PT. Terminal Peti Kemas (TPK) yang mengelola terminal peti kemas, PT Jasa Armada Indonesia (JAI) yang melayani jasa pemanduan dan penundaan serta anak perusahaan lainnya.
PTP kini sudah mengelola 5 terminal yakni di terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Panjang, Banten, Bengkulu dan Jambi. Dan, PT TPK mengelola 6 terminal di cabang IPC yakni Tanjung Priok, Pontianak, Palembang, Panjang, Jambi, Teluk Bayur.
Begitu juga JAI sudah melayani jasa pemanduan dan penundaan di 5 terminal khusus di luar kawasan pelabuhan yang dikelola cabang-cabang IPC.
Pengembangan IPC dengan membentuk anak perusahan, merupakan bagian dari terobosan atas peluang usaha yang bisa dilakukan berdasarkan amanat yang tertuang dalam UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Bagaimana peluang mengelola terminal atau pelabuhan di luar negeri. Peluang itu bisa terlihat ketika manajemen yang dipimpin Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) baru-baru ini
menjalin kerja sama dengan otoritas industri pelabuhan laut Meksiko, khususnya di bidang maritim, sumber daya manusia, serta potensi ekonomi lainnya.
Dari kunjungan ke Meksiko itu pihak IPC juga melakukan penandatangan MoU perihal Sister Port dengan pihak Lazaro Cardenas Port.
“Pertemuan ini merupakan bagian dari penyelenggaraan Lazaro Cardenas Port Community, di Lazaro Business Centre. Sebelumnya, kami diundang oleh Duta Besar Indonesia di Meksiko, untuk berpartisipasi di event tersebut. rangka memenuhi undangan pertemuan khusus dengan Ketua Komisi Urusan Luar Negeri untuk Asia-Pasifik & Afrika Senat Meksiko, ” kata Shanti Puruhita, Sekretaris Perusahaan IPC dalam keterangan tertulisnya.
Pada pertemuan itu, ikut serta Direktur Komersial & Pengembangan Usaha IPC, Saptono R. Irianto, EVP Biro Strategis Perusahaan, serta Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tbk selaku anak perusahaan IPC.
Kehadiran PT IKT Tbk di Meksiko menjadi rambu adanya upaya mendorong ikut sertanya anak perusahaan IPC dalam kerja sama ini.
Shanti menjelaskan, dari hasil pertemuan tersebut, pihak Senator Meksiko menyatakan dukungannya atas rintisan kerjasama di bidang maritim ini.
“Mereka berharap IPC dapat memberikan nilai tambah kepada atas operasional salah satu pelabuhan di Meksiko, yaitu Lazaro Cardenas Port,” kata Santi.
Shanti juga menyatakan, Dirut IPC hadir sebagai satu-satunya narasumber dari Indonesia, pada kesempatan tersebut Dirut IPC memaparkan presentasi berjudul “IPC Towards World Class Port & Collaboration Opportunities” di hadapan komunitas Pelabuhan Lazaro. Selain menjadi narasumber, IPC juga melakukan penandatangan MoU perihal Sister Port dengan Lazaro Cardenas Port.
Dengan adanya potensi ini, diharapkan IPC melalui anak perusahaannya dapat menjajaki serta mengoptimalkan kerja sama agar novasi dalam perdagangan luar negeri yang lebih efisien dan kompetitif antarpelabuhan.
“Mereka berharap IPC dapat memberikan nilai tambah kepada atas operasional salah satu pelabuhan di Meksiko, yaitu Lazaro Cardenas Port,” kata Santi.
Shanti juga menyatakan, Dirut IPC hadir sebagai satu-satunya narasumber dari Indonesia, pada kesempatan tersebut Dirut IPC memaparkan presentasi berjudul “IPC Towards World Class Port & Collaboration Opportunities” di hadapan komunitas Pelabuhan Lazaro. Selain menjadi narasumber, IPC juga melakukan penandatangan MoU perihal Sister Port dengan Lazaro Cardenas Port.
Dengan adanya potensi ini, diharapkan IPC melalui anak perusahaannya dapat menjajaki serta mengoptimalkan kerja sama agar novasi dalam perdagangan luar negeri yang lebih efisien dan kompetitif antarpelabuhan.
Praktisi yang juga Pengamat Hukum Maritim, DR. Chandra Motik, menyatakan apa yang dilakukan pihak IPC dengan membentuk anak perusahaan dan memberikan kesempatan mengelola terminal yang sebelumnya dikelola cabang-cabangnya merupakan terobosan inovasi atas pengelolaan pelabuhan yang ada di Indonesia.
“IPC memulai hal baru dalam pengelolaan pelabuhan. Ini merupakan suatu hal yang positip, yang ke depannya membuat pengelolaan pelabuhan bukan hanya di lingkungan pelabuhan cabangnya saja, tapi juga pelabuhan-pelabuhan di luar negeri,” paparnya.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar