Jakarta (wartalogistik.com) - Pemerintah berharap pemilik barang
mendistribusikan muatannya menggunakan kapal yang masuk proyek tol laut, karena
ada subsidi yang membuat tarif rendah dibanding kapal lainnya dan jadwalnya
tetap dan teratur.
"Program Tol Laut merupakan salah satu
perwujudan program nasional transportasi laut. Tujuannnya untuk membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan," ucap Plt. Direktur Lalu Linats dan Angkutan
Laut, Capt. Wisnu Handoko di Jakarta (5/11).
Pembangunan sarana dan transportasi laut dilakukan untuk memperlancar arus penumpang, barang dan jasa, serta menjadi sarana penyebar informasi ke seluruh penjuru tanah air, sehingga dapat memperlancar roda perekonomian dan membantu distribusi logistik nasional.
Hingga saat ini, Capt. Wisnu menjelaskan,
Kementerian Perhubungan telah mengoperasikan 15 trayek kapal angkutan barang
dalam program tol laut dan 3 trayek tambahan yang menyinggahi daerah-daerah yang
masuk ke dalam kategori daerah tertinggal, terpencil, tarluar dan perbatasan.
"Pada daerah yang disinggahi kapal dari
program tol laut diharapkan dapat menumbuhkan pusat-pusat industri dan
perdagangan baru sehingga mempu meningkatkan perekonomian daerah
tersebut," ungkap Capt. Wisnu.
Dalam pelaksanaanya, program tol laut menggunakan 2 pola subsdi, yaitu subsidi pengoperasian kapal dan subsidi pemanfaatan ruang muat kapal komersial.
Selain menetapkan program tol laut pemerintah juga memberikan subsidi berupa PSO ( public service obligation) pada angkutan ternak, angkutan perintis, kapal penumpang Pelni.
Dalam pelaksanaanya, program tol laut menggunakan 2 pola subsdi, yaitu subsidi pengoperasian kapal dan subsidi pemanfaatan ruang muat kapal komersial.
Selain menetapkan program tol laut pemerintah juga memberikan subsidi berupa PSO ( public service obligation) pada angkutan ternak, angkutan perintis, kapal penumpang Pelni.
Upaya lain yang dilakukan dalam program melancarkan
proses pengiriman barang, saat ini ada layanan aplikasi berbasis online bertajuk
Informasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK), yang memberikan informasi seputar mun
dan kapasitas ruang kapal yang digunakan.
“Penerapan aplikasi IMRK berbasis online ini akan
mengurangi disparitas harga dan menjaga subsidi program tol laut oleh
Pemerintah dapat berjalan tepat guna dan tepat sasaran,” imbuhnya.
Selanjutnya Capt. Wisnu juga mengajak kepada para
seluruh stakeholder, pengusaha dan pedagang baik dari BUMN maupun swasta yang
masuk dalam program Rumah Kita dan program Gerai Maritim agar dapat
memanfaatkan dan mengoptimalkan program tol laut ini dengan sebaik-baiknya.
"Diharapkan program tol laut ini mampu
memberikan kontribusi nyata dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
indonesia yang berada di daerah yang sebelumnya sangat sulit dijangkau,"
tutup Capt. Wisnu.
Adapun menurut data dari Kementerian Perdagangan
periode bulan Januari-Juni 2018, harga barang kebutuhan pokok dan penting di beberapa
daerah yang dilalui trayek tol laut terpantau mengalami penuruan disparitas
harga, seperti penurunan harga beras sebesar 21,43 % di Fak-fak, harga gula di
Wasior turun sebesar 32,22 %, harga minyak goreng turun 27,5 % di Buru dan
harga semen di Mimika turun sebesar 14,11 %. (Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar