Jakarta (wartalogistik.com) – Meski pembangunan Pelabuhan Patimban belum berlangsung secara pisik, namun perusahaan
yang ingin menjadi operator pelabuhan di Subang, Jawa Barat itu sudah banyak
kepeminatnya. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan sebanyak
10 perusahaan swasta telah melirik untuk menjadi operator, sedangkan lelangnya
akan berlangsung pada bulan September depan.
"Sudah ada 10 perusahaan, yang berbentuk konsorsium tiga sampai empat," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai penandatanganan konstruksi Pelabuhan Patimban Paket 1, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (27/7).
Sebagaimana diberitakan antaranews, Menhub menyebutkan 10 swasta yang berminat, beberapa dari Indonesia dan Jepang. Sesuai dengan perjanjian konsorsium Indonesia memegang saham 51 persen, sementara Jepang 49 persen, salah saturnya adalah Astra.
"Ya, sebagai salah satu leader, mereka sudah daftar," katanya.
Budi menjelaskan tidak ada prioritas dalam lelang tersebut, keduanya memiliki kesempatan yang sama selama porsi saham masih 51:49.
"Pelindo II juga ikut lelang silakan masukan proposal," katanya.
Dalam kesempatan sama, Konselor Ekonomi Kedutaan Besar Jepang, Mari Takada, mengatakan pihaknya akan berkomitmen dalam kerja sama Pelabuhan Patimban karena akan turut membantu perekonomian Jepang mengingat lokasi pelabuhan sangat dekat dengan kawasan industri otomotif asal negara Sakura tersebut.
"Seperti yang dikatakan, lokasinya itu memang ada banyak perusahaan Jepang. Jadi ini bisa berkontrobusi untuk ekspor impor perusahaan Jepang. Itu baik bagi ekonomi Jepang, juga bagi Indonesia," katanya.
Sementara itu, soal permintaan operator lebih dominan dari konsorsium Jepang, Mari mengatakan pihaknya mengikuti sesuai perjanjian dengan Pemerintah Indonesia.
"Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk kerja sama operasi, kami berharap pihak swasta juga terlibat. Antara Jepang dan Indonesia sudah sepakat bersama-sama, jadi itu harus," katanya.
Paket 1 Pelabuhan Patimban telah ditandatangani dengan nilai kontrak Rp6 triliun dari total Rp8,9 triliun hingga 2020. (Hilwa Salamah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar