Sebagai langkah preventif, ASDP dan BMKG juga merencanakan pemasangan radar maritim di pelabuhan.
Arus Balik Lebaran Sumatera-Jawa-Bali Ramai Cenderung Landai.
Banyuwangi (wartalogistik.com) – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperhatikan faktor cuaca atas pengoperasian kapal-kapal selama ini. Untuknitu, bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyuwangi menggelar rapat koordinasi di Pelabuhan Ketapang pada Kamis (3/4).
Pertemuan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang bertepatan dengan arus balik Lebaran, guna menjamin kelancaran dan keselamatan penyeberangan lintasan Ketapang-Gilimanuk.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa awal April merupakan periode kemunculan bibit siklon tropis di Lintang Selatan, yang dapat berdampak pada kondisi perairan.
“Kita perlu melakukan langkah antisipasi dini dan memperkuat koordinasi di wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak, terutama karena waktunya bersamaan dengan puncak arus balik,” ujarnya.
Direktur Keuangan, Teknologi Informasi, dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan, menyampaikan apresiasi atas sinergi yang telah terjalin dengan BMKG dan para pemangku kepentingan selama arus mudik.
“Koordinasi yang baik selama periode mudik telah memastikan kelancaran operasional meskipun ada peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan. Kami berharap tren positif ini berlanjut hingga arus balik, dengan ASDP siap mendukung keamanan dan kenyamanan perjalanan masyarakat,” tuturnya.
Di lintasan Jawa-Bali, arus balik dari Ketapang ke Gilimanuk pada H+1 mengalami peningkatan signifikan. Sebanyak 32 kapal beroperasi, dengan total penumpang mencapai 37.943 orang, naik 24,3% dibandingkan tahun lalu. Total kendaraan yang menyeberang juga meningkat 24,7% menjadi 10.467 unit.
Dalam rapat ini, sejumlah langkah strategis dibahas untuk mengantisipasi peningkatan gelombang, kecepatan arus, dan kecepatan angin.
Sesuai arahan BMKG, sistem peringatan dini akan diperkuat melalui prosedur operasional standar (SOP) gabungan antara BMKG, ASDP, dan Forkopimda.
Selain itu, optimalisasi kantong parkir juga menjadi perhatian utama guna menghindari kepadatan di pelabuhan jika kapasitas mencapai batas maksimal.
Di Ketapang, kendaraan penumpang akan diarahkan ke Grand Watudodol dan Dermaga Bulusan, sementara kendaraan barang ke Lapangan Sepak Bola Areba dan Terminal Sri Tanjung.
Adapun di Gilimanuk, kantong parkir disiapkan di Terminal Kargo, Terminal Bus Gilimanuk, serta UPPKB Cekik untuk kendaraan barang.
Sebagai langkah preventif, ASDP dan BMKG juga merencanakan pemasangan radar maritim di pelabuhan untuk mendeteksi kecepatan arus, angin, dan tinggi gelombang secara real-time.
Dengan sistem ini, respons terhadap perubahan kondisi cuaca dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh Kapolresta Banyuwangi, Komandan Lanal, Kepala BPBD, Danpos SAR, Kepala KSOP Kelas III Tanjung Wangi, serta Koordinator Satpel Banyuwangi.
Arus Balik Lebaran Sumatera-Jawa-Bali Ramai Cenderung Landai
Kebijakan Work from Anywhere (WFA) yang diterapkan pemerintah terbukti efektif dalam mendistribusikan arus perjalanan, termasuk arus balik Lebaran. Dengan fleksibilitas waktu kepulangan, kepadatan di pelabuhan dapat ditekan. ASDP mengimbau pengguna jasa untuk mengatur waktu perjalanan, memilih menyeberang pagi atau siang hari, serta memastikan tiket sudah dibeli sebelum tiba di pelabuhan melalui aplikasi atau agen resmi Ferizy.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin, menyebut tren pergerakan arus balik tahun ini lebih merata dibandingkan sebelumnya. "Dampak positif dari kebijakan WFA terlihat dari berkurangnya kepadatan di hari-hari tertentu. Trafik di pelabuhan lebih lancar dan terkendali," ujarnya.
Berdasarkan data Posko Bakauheni yang mencakup Pelabuhan Bakauheni, Panjang, dan BBJ Muara Pilu selama 24 jam pada H+1 Lebaran, realisasi total penumpang dari Sumatera ke Jawa tercatat 57.801 orang, turun 4,8% dari tahun lalu. Total kendaraan yang menyeberang mencapai 14.866 unit, turun 5,0% dari 15.653 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejak H-10 hingga H+1 Lebaran, total penumpang yang telah menyeberang dari Sumatera ke Jawa mencapai 511.267 orang, naik 1,4% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, total kendaraan tercatat 106.215 unit, turun 3,5% dari tahun sebelumnya. Shelvy menegaskan bahwa ASDP telah menyiapkan langkah antisipatif untuk memastikan kelancaran arus balik.
Dari Posko Merak, yang mencakup Pelabuhan Merak dan BBJ Bojonegara, tercatat 39 kapal beroperasi pada H+1. Total penumpang dari Jawa ke Sumatera mencapai 37.202 orang, naik 11,6% dibandingkan tahun lalu. Kendaraan roda dua meningkat 27,7% menjadi 3.220 unit, sedangkan kendaraan roda empat naik 6,5% menjadi 4.967 unit.
Sejak H-10 hingga H+1, total penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera mencapai 979.027 orang, naik 3,5% dari tahun lalu. Total kendaraan mencapai 248.303 unit, naik 0,4%. Shelvy kembali mengingatkan pentingnya disiplin pengguna jasa dalam mengikuti aturan perjalanan.
Di lintasan Jawa-Bali, arus balik dari Ketapang ke Gilimanuk pada H+1 mengalami peningkatan signifikan. Sebanyak 32 kapal beroperasi, dengan total penumpang mencapai 37.943 orang, naik 24,3% dibandingkan tahun lalu. Total kendaraan yang menyeberang juga meningkat 24,7% menjadi 10.467 unit.
Delaying System
Untuk menjaga kelancaran arus balik, ASDP menerapkan delaying system di delapan titik buffer zone dengan kapasitas total 1.560 kendaraan.
Lokasi buffer zone terbagi menjadi dua kategori: di jalan tol (Rest Area KM 87B, KM 67B, KM 49B, KM 33B, dan KM 20B) serta di jalan arteri (Gor Way Handak, Terminal Agrobisnis Gayam, dan RM Tiga Saudara).
Delaying system juga diterapkan untuk kendaraan tujuan Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk. Di Ketapang, kendaraan penumpang diarahkan ke Grand Watudodol dan Dermaga Bulusan, sementara kendaraan barang ke Lapangan Sepak Bola Areba dan Terminal Sri Tanjung. Di Gilimanuk, delaying system diterapkan di Terminal Kargo, Terminal Bus Gilimanuk, serta UPPKB Cekik untuk kendaraan barang.
Shelvy menegaskan ASDP terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran layanan. "Kami memastikan ketersediaan kapal, optimalisasi operasional, serta pengelolaan antrean kendaraan agar perjalanan arus balik berjalan lancar," katanya.
ASDP juga mengimbau pengguna jasa untuk mengikuti jadwal keberangkatan dan menghindari puncak arus balik. Dengan disiplin pengguna jasa dan strategi operasional yang telah disiapkan, ASDP optimis dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan efisien bagi masyarakat.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar