Jakarta (wartalogistik.com) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), setelah dua tahun marger, mampu menampilkan wajah baru di segala bidang sebagaimana tuntutan meningkatkan kinerja perusahaan, maupun memasuki era global yang menampilkan perhatian pada etick enviromental.
Sebagai BUMN yang mendapat amanah untuk merger, Pelindo dalam dua tahun ini berhasil menjalankannya. Tampilan dan suasana perusahaan juga tenang, tanpa gejolak dan hiruk pikuk sebagai tanda kontraproduktip atas apa yang berlangsung pasca merger.
Merger dimulai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah ( PP) No 101 Tahun 2021. Pucuk pimpinan perusahaan mampu menjawab dengan menyelesaikan nomenklatur perusahaan lengkap dengan job desknya masing-masing dan pelabuhan yang dikelola tetap operasional.
Harapan positip dari merger terlihat pada kinerja Pelindo, yang mampu menerobos untuk menempati rating no 8 dunia, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pelabuhan.
Penetapan peringkat dari Lembaga Pemeringkat Moody’s Investor Services (“Moody’s”) dan Fitch Ratings. Pelindo menerima peringkat Baa2 (Stable Outlook) dari Lembaga Pemeringkat Moody’s dan BBB (Stable Outlook) dari Lembaga Pemeringkat Fitch Ratings.
Kedua peringkat tersebut menandakan bahwa Pelindo termasuk kategori investment grade dengan peringkat investasi kategori risiko moderat.
Pelindo merupakan operator pelabuhan terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar container sebesar 95%. Pasca merger, Moody’s menilai Pelindo memiliki posisi kompetitif yang lebih kuat karena memberikan layanan pelabuhan yang terintegrasi melalui standarisasi bisnis yang lebih baik untuk selanjutnya dapat meningkatkan daya saing dan kinerja Pelindo. Fitch Ratings menyatakan bahwa Pelindo saat ini menjadi market-leading port operator di Indonesia dengan risiko kompetisi yang rendah dalam jangka menengah.
Peningkatan peringkat rating Pelindo mencerminkan kinerja operasi perusahaan yang solid dengan didukung oleh pertumbuhan throughput dan pengembangan pelabuhan baru. Dalam hal pengembangan pelabuhan, Fitch Ratings menilai bahwa Pelindo memiliki pengalaman, sehingga dapat memitigasi rencana pengembangan pelabuhan kedepannya. Moody's memproyeksikan pendapatan Pelindo akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat.
Kedua Lembaga Pemeringkat tersebut menilai bahwa Pelindo memiliki likuiditas yang baik dimana kas internal Pelindo dan kas dari kegiatan operasional dapat memenuhi kebutuhan investasi, biaya operasional, pembayaran dividen, dan utang jatuh tempo.
Di samping itu, Pelindo juga memiliki hubungan yang baik dengan pasar pendanaan domestik dan internasional. Moody’s dan Fitch Ratings menilai terdapat dukungan pemerintah yang sangat kuat terhadap Pelindo dengan mempertimbangkan peran strategis Pelindo dalam meningkatkan konektivitas dan efisiensi dalam ekosistem logistik serta berperan dalam pengembangan pelabuhan yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.
Pelindo memiliki kinerja keuangan yang lebih baik pasca merger terbukti dengan adanya peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp29,7 triliun dan peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp3,91 triliun di tahun 2022. Peningkatan kinerja keuangan merupakan output dari peningkatan kinerja operasional Pelindo yang mengalami peningkatan, dimana volume petikemas mencapai 17,22 juta TEUS dan non petikemas mencapai 160 juta ton. Selain itu, peningkatan kinerja Pelindo merupakan hasil dari implementasi beberapa inisiatif strategis dalam mendukung pencapaian value creation.
Atas nilai yang diraih itu, bukanlah suatu keadaan otomatis dari marger. Keberadaan Pelindo yang berbeda dengan sebelum merjer, bisa diterima pengguna jasa dan berakhir dengan adanya peningkatan pendapatan. Hal itu terkait dengan gencarnya kegiatan sosialisasi. Dampaknya, merjer tidak menimbulkan gejolak pada pelayanan ke pengguna jasa. Ritme kerja segala lini sebelumnya bersambung dan lebih meningkat.
Sosialisasi menjadi salah satu upaya keras yang dilakukan pihak manajemen dengan berbagai kegiatan dan menggunakan aneka sarana. Dari sosialisasi diharapkan masyarakat paham secara singkat adanya perubahan di dalam Pelindo yang berpengaruh pada layanan administrasi dan operasional.
Misalnya perubahan nama perusahaan. Stakeholder yang sebelumnya menggunakan nama masing-masing Pelindo I - IV, maka harus berganti hanya dengan menyebutkan PT Pelindo.
Pada layanan operasional di cabang. Stakeholder yang tujuan surat dan dokumen ke manajemen cabang, maka berubah ke masing-masing anak perusahaan yang operasional pada fasilitas pelabuhan cabang.
Untuk tahap awal merger, manajemen Pelindo memberikan permakluman pada stakeholder yang mengajukan dokumen pada salah tujuan. Atas sikap manajemen dampaknya dalam beberapa waktu tidak muncul situasi kacau yang bisa terjadi. Layanan pun berjalan normal.
Situasi internal pun sempat jadi bahan pembahasan panjang. Terkait pada perubahan nomenklatur, dimana adanya bagian yang berubah 360 derajat. Misalnya pada manajemen cabang. Pada bagian ini, merjer menjadikan manajemen cabang sebatas "tuan tanah" pada aset yang ada. Kegiatan operasional diserahkan pada anak atau cucu perusahaan Pelindo.
Ketegasan sikap dan kelenturan manajemen pusat yang hasil "oplosan" pasca penggabungan menjadi pembuktian tersendiri mengamankan jalannya amanat Presiden RI, Joko Widodo.
Pembahasan yang intens, berkesinambungan dan simultan menunjukan hasil prima. Manajemen Pelindo cabang bisa "mengikuti" racikan manajemen pusat itu. Dampaknya terasa, yakni tidak memunculkan ke permukaan yang membuat suasana jadi kontraproduktif dalam segala bentuk.
Kegiatan operasional di pelabuhan terlihat dari normalnya kegiatan bogkar muat. Misalnya di Pelindo Regional 2 Tanjung Priok. "Biasa aja TKBM kerja. Tidak ada kegiatan stop operasi sementara, terkait adanya merger," kata Sekretaris Koperasi Karya Sejahtera TKBM Pelabuhan Tanjung Priok, Suparmin, menjawab pertanyaan tentang awal proses merjer, (12/9/2023)
Suparmin menambahkan, jika terjadi masalah atas penggabungan Pelindo, sehingga stop operasi dari kegiatan di pelabuhan, tentu pihaknya paling tahu, karena anggota koperasi yang selama ini jadi tulang punggung kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Bersamaan dengan masalah manajemen operasional, tantangan dari lingkungan domestik dan global pun termasuk yang diselesaikan dengan berbagai cara.
Tim campur sari ( gabungan Pelindo I - IV) di level manajemen pusat Pelindo dengan segala perbedaan tetap bersatu. Itu dibuktikan dengan berjalannya program meningkatkan layanan yang menuntut adanya standar operasional prosedur (SOP), layanan berbasis digitalisasi, penetapan target usaha dan pendapatan serta laba.
Program digitalisasi pun berjalan, terlihat dengan munculnya layanan berbasis TOS dan lainnya yang akan diseragamkan di seluruh pelabuhan yang dikelola.
Dalam ranah global yang terbaru, masih di tahun ini adalah munculnya perhatian dunia usaha di seluruh dunia yang bersepakat di Davos, Swiss pada Januari 2023, untuk memperhatikan faktor lingkungan.
Permintaan dunia dalam bentuk etik kerja memperhatikan lingkungan, sebenarnya bukan hal baru. Pemerintah melalui Kementerian BUMN sudah menjalankan program lingkungan yang kini disebut TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan). Manajemen langsung tancap gas untuk mengikuti keinginan dunia itu.
Kini di semua kegiatan yang ada unit pelaksana perusahaan di seluruh Indonesia semarak juga dengan program lingkungan. Misalnya menjadikan pelabuhan berstatus green port melalui kegiatan menanam pohon.
Kegiatan menanam pohon bukan hanya pada lingkungan pelabuhan, melainkan juga pada lingkungan masyarakat yang berdampingan dengan pelabuhan. Contoh Kegiatan Memperingati Hari Ozon Internasional yang jatuh pada hari ini, Sabtu tanggal 16 September 2023, Pelindo Regional 2 Tanjung Priok melaksanakan kegiatan penanaman pohon sebanyak 20.000 dalam program Pelindo Menanam Pohon, yang dilaksanakan di halaman Museum Maritim Indonesia Jakarta Utara dan berlangsung juga serentak di seluruh pelabuhan yang dikelola.
Penanaman pohon saat ini, merupakan program Pelindo Menanam Pohon sebanyak 20 ribu pohon dengan berbagai jenis yang mana 2500 pohon akan ditanam di wilayah kerja Jakarta Utara.
Selanjutnya pohon tersebut akan ditanam di lingkungan pelabuhan dan lingkungan pemukiman yang pendistribusiannya melalui pihak pemerinta kota Jakarta Utara dan jajarannya.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan berkelanjutan setiap tahun. Dan kami mendapat dukungan untuk menjadikan wilayah Jakarta Utara menjadi hijau dan meminimalkan polusi di lingkungan masyarakat," kata Asisten Ekonomi Pembangunan Kotamadya Jakarta Utara Wawan Budi Rahman yang mewakili Walikota Jakarta Utara pada acara menanam pohon.
Acara serupa juga dilakukan pada cabang-cabang Pelindo lainnya.
Perhatian pada lingkungan bukan hanya pada alam. Pada sumber daya manusia juga dilakukan melalui program Pelindo Mengajar. Program Pelindo Mengajar 2023 dihelat di 28 lokasi. Mulai dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur, dari 15 - 19 September 2023. Komisaris dan Direksi di grup usaha Pelindo turun tangan menjadi fasilitator belajar yang berinteraksi langsung dengan siswa-siswi di berbagai daerah.
Program Pelindo Mengajar merupakan kegiatan tahunan yang sudah ada sebelum merjer pada masing-masing Pelindo sebelumnya. Hal itu terlihat di tahun 2016, PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) III menggelar “Gerakan Pelindo Mengajar” di aula SMKN 1 Kota Bima, Senin (31/10/2016).
Saat itu kegiatan tersebut dilaksanakan serentak di 17 cabang di seluruh Indonesia. Kegiatan di SMKN 1 Kota Bima ini sendiri diikuti oleh 280 peserta, terdiri dari siswa, guru, karyawan, dan sejumlah undangan.
Atas hasil kerja dari suatu transformasi menyeluruh pada Pelindo, Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir memberikan apresiasi dan mendorong perseroan terus menjalankan proses transformasi. Alasannya Pelindo sebagai benteng ekonomi Indonesia. Jadi secara korporasi harus menjadi BUMN yang sehat, untuk menjadi penyeimbang ekonomi Indonesia.
" Terima kasih untuk Pelindo atas kinerja dan pertumbuhan yang baik terutama saat pandemi Covid-19,” ujar Erick pada arahan ini disampaikan pada sesi Fire Briefing dalam kegiatan Pelindo Forum di Ciawi.
Erick menambahkan bahwa transformasi dalam tubuh BUMN berhasil dengan baik karena adanya transformasi human capital dan business model. Lewat transformasi, Pelindo sudah berhasil menurunkan durasi (port stay dan cargo stay), selanjutnya standardisasi operasi dari timur ke barat harus sama.
Apa yang disampaikan Erick Tohir memang nya, hasil penelitian dari Nuralamsyah, Abd. Nasser, dan Marselinus Aril Patunggu dari Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin tentang Analisa Dampak Kinerja PT Pelindo Pasca Merger, pada bagian kesimpulan menyebutkan keputusan penggabungan Pelindo akan meningkatkan akses ke pasar dan teknologi global, meningkatkan efisiensi operasional, mendorong inovasi, berbagi sumber daya dan mengurangi biaya logistik domestik.
Dari keputusan ini, kita bisa melihat kinerja Pelindo, baik kinerja operasional maupun kinerja perusahaan, serta peran Pelindo dalam menekan biaya logistik dalam negeri.
Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa penggabungan Pelindo sesuai dengan alasan penggabungan karena perannya dalam kinerja operasional peti kemas, kinerja perusahaan dan pengurangan biaya logistik.
Hasilnya adalah peningkatan kinerja dan produktivitas di banyak pelabuhan, pengurangan waktu tunggu pelabuhan dan pengurangan biaya logistik. Selain hasil usaha, dampak positif dari penggabungan tersebut terlihat dari peningkatan kinerja perusahaan.
Kinerja Pelindo pada tahun 2021 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang dibuktikan dengan peningkatan arus barang baik peti kemas maupun non peti kemas. Arus peti kemas pada tahun 2021 meningkat menjadi 17 juta TEUs, menandai pertumbuhan 22% dibandingkan tahun 2020. Di sisi lain, arus non-peti kemas sebanyak 146 juta ton, meningkat 9% dari tahun sebelumnya.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar