Jakarta (wartalogistik.com) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), yang memiliki usaha angkutan di sungai, danau dan penyeberangan, pelabuhan penyeberangan terus meningkatkan layanannya dan mengembangkan assetnya untuk perubahan lingkungan guna terciptanya suasana pelabuhan penyeberangan yang ramah, nyaman dan jadi tujuan wisata.
Atas usahanya itu, kini kesan lingkungan pelabuhan penyeberangan yang kusam dan rawan mengarah hilang. Layanan kapal penyeberangan yang lambat dan kerap membuat antrean kendaraan sebelum masuk terminal terkikis.
Itu terlihat dari sejumlah pelabuhan penyeberangan yang menjalani pembangunan, seperti di pelabuhan penyeberangan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dan Bakauheni Harbour City (BHC) di Lampung, menyusul di Gilimanuk dan lainnya.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi mengatakan bahwa sejalan dengan visi ASDP untuk menjadi terdepan dalam menghubungkan masyarakat dan pasar melalui jasa penyeberangan-pelabuhan terintegrasi dan tujuan wisata waterfront, ASDP berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik bagi pengguna jasa.
Salah satunya, ASDP telah melakukan transformasi wilayah pelabuhan di Labuan Bajo yang semula bersebelahan dengan pusat pelelangan ikan, menjadi lokasi perhelatan acara bertaraf internasional.
"Melalui pembangunan wilayah pinggir laut ini, ASDP mampu menginisiasi dan menumbuhkan minat perusahaan lain untuk turut serta dalam melakukan pembangunan. Kurang dari 6 tahun, pelabuhan Labuan Bajo menjadi salah satu kawasan elit dimana Hotel Meruorah terpilih menjadi tempat berlangsungnya acara KTT ASEAN," ujar Ira Puspa Dewi dalam acara Media Gathering dan Penyerahan Apresiasi ASDP Journalism Award 2023, di kantor pusat ASDP, Jakarta, Rabu (27/9).
Ira menekankan bahwa upaya transformasi yang dilakukan di lingkungan pelabuhan menjadi salah satu peran ASDP sebagai agent of development untuk menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar serta membuka lapangan pekerjaan.
Pembangunan Kawasan Bakauheni Harbour City (BHC) juga dilakukan, mulai dari Siger Park yang terdiri dari wilayah budaya, religi dan entrepreneurship.
Untuk mendukung jalannya misi ASDP, disiapkan biaya untuk jangka panjang. Misalnya, pembangunan BHC yang diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu sekitar 20-30 tahun diperkirakan mencapai sebesar Rp 4,5 T.
Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menghubungkan pariwisata Provinsi Lampung dan gerbang Pulau Sumatera, progress pembangunan tahap I sudah mencapai 100% meliputi pembangunan Masjid BSI, Selasar Siger BTN, Menara Siger BRI, Area Parkir Siger Park, Siger Market Mandiri, Krakatau Park hingga Jalan Akses Tahap I. Adapun saat ini proses pembangunan untuk Creative Hub BNI sudah mencapai 87%.
Bertujuan melengkapi fasilitas di BHC, segera dibangun Museum Siger dan pembangunan Amphitheater Siger Park yang masih dalam proses. Museum Siger yang rencananya akan berdampingan dengan Menara Siger, dibangun dengan standar internasional dan akan menjadi salah satu sarana untuk melindungi, mengembangkan, dan mengomunikasikan sejarah Siger dan kebudayaan Lampung.
Adapun Amphitheater Siger Park saat ini masih dalam proses pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi pada awal tahun 2024. Dengan kapasitas hingga 1.500 orang, penyelenggara acara dapat melangsungkan konser dan aktivitas outdoor lainnya.
Ira menambahkan bahwa transformasi ASDP tidak hanya dilakukan pada wilayah sekitar pelabuhan dan operasional, namun juga pada segi pelayanan dengan menghadirkan integrasi sistem online ticketing Ferizy yang saat ini dapat diakses di 15 Pelabuhan diantaranya Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, Ajibata, Ambarita, Lembar, Padangbai, Jangkar, Sape, Labuan Bajo, Jepara, Karimunjawa, Ujung, dan Kamal.
Siapkan Angkutan Nataru
Dalam rangka persiapan angkutan penyeberangan pada periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), ASDP tengah mengerjakan proyek peningkatan kapasitas Dermaga IV di Pelabuhan Gilimanuk yang saat ini telah mencapai 19,006%. Pembangunan tersebut ditargetkan selesai pada 14 Desember 2023, sehingga dapat difungsikan untuk melayani masa angkutan Natal dan Tahun Baru.
Salah satu manfaat dari peningkatan kapasitas tersebut adalah kapal yang dapat sandar di dermaga lebih besar dari 500 menjadi 2000 GT, sehingga kapasitas muat lebih besar dan diharapkan dapat mengurangi kemacetan pada saat peak season atau event tertentu.
Panjang dermaga juga akan ditambahkan dari 24 meter menjadi 75 meter dan trestle dari 25 meter menjadi 75 meter dengan fasilitas yang mencakup 3 unit Mooring Dolphin dan 5 unit bolder.
Peningkatan infrastruktur dermaga ini diyakini akan mampu mendukung pertumbuhan sektor perhubungan, ekonomi, dan pariwisata di wilayah Gilimanuk. Proyek ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah dan ASDP dalam memperkuat infrastruktur pelabuhan nasional.
Antisipasi Antrean
Pada kegiatan pelayanan kendaraan dan penumpang naik kapal, ASDP memaksimalkan petugas operasional, saat mengarahkan kendaraan dan penumpang naik kapal, sehingga terhindar dari antrean.
Meski upaya maksimal sudah dilakukan, Dirut ASDP mengakui kadang keadaan membuat adanya antrean. Untuk itu, upaya yang dilakukan adalah mengatasinya dengan memaksimalkan jumlah petugas dan membuat layanan antisipasi antrean. Misalnya antrean terjadi karena padatnya penumpang di saat hari raya, liburan atau adanya eror sistem layanan operasional. Selain itu juga bisa terjadi karena cuaca ekstrem atau ada kapal yang mengalami masalah.
Sementara itu Direktur Komersial ASDP M.Yusuf menanggapi keadaan itu menyatakan, layanan untuk kendaraan naik kapal sama, tergantung dari antrean. Siapa yang datang di depan bisa langsung naik kapl, begitu selanjutnya pada kendaraan berikutnya.
"ASDP juga menyediakan buffer area, bagi truk yang menunggu jadwal berangkat, sehingga sopir bisa memanfaat waktu istirahat," kata Yusuf.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar