Kuala Lumpur (wartalogistik.com) - Banyak putra-putri Indonesia sukses di luar negeri. Salah satunya Panglima Mahkota Wilayah (PMW) Datuk Haji Mansyur Usman. Gelaran PMW itu diraih berkat berbagai kegiatan sosial yang sangat bermanfaat di negara jiran, Malaysia dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Capaian gelaran Panglima Mahkota Wilayah, (PMW) diterima dari PM.Najib pada tahun 2017.
Datuk Haji Mansyur Usman kini berusia 60 tahun, ditemui penulis di lokasi Kampung Baru Kuala Lumpur Malaysia , Selasa (11/10) malam, dengan ramah dan menyenangkan.
"Sebelum berada di Malaysia, Datuk Haji Mansyur Usman menjalani kehidupan di Aceh. Saat muda keinginannya memang tinggal di Malaysia. Keinginan itu membuatnya menyeberang meninggalkan tempat tinggalnya," kata sahabat dekatnya Suratman, dari Kuala Lumpur dalam pesan tertulisnya, pada Rabu ( 13/10).
Suratman dalam tulisannya menyampaikan, Datuk mulanya masuk ke negara Malaysia pada tahun 1985, hendak mencari pengalaman dan merubah nasib. Pekerjaannya saat itu sebagai kuli kasar.
Setelah itu lalu bergaul sesama masyarakat pedagang di lokasi Kuala lumpur, dengan penjual rokok , jamu dan lain lain
Rupanya dalam diri Datuk tertanam jiwa pedagang, maka pekerjaan kasar nya dilepas. Sedikit demi sedikit mulai berdagang dan bergabung dengan masyarakat Aceh yang ada di Kuala Lumpur dan sekitarnya .
Disamping berdagang, Datuk juga senang bermasyarakat, selalu membaur dengan suku Indonesia lainnya, seperti, Minang, Jawa, Tapanuli, dan juga orang asing, Bangla, Vietnam, Philippines dan lainnya .
Dari pergaulannya dengan suku bangsa yang heterogen itu menciptakan banyak pengalaman. Hubungan sesama madsyarakat yang majemuk di Malaysia dibangun dengan rasa aman, damai dan saling menghormati.
Saat ini Datuk Haji Mansyur Usman berkantor di Gedung PT Harapan Bunda SDN, BHD. Ia bekerja sebagai pemborong dan pengedar barangan healthy dan beauty center di Head Office, No 46, Jalan Raja Bot 50300 Kuala Lumpur, Malaysia.
Datuk pada masa mudanya juga mengelola perniagaan sesama suku Aceh di perantauan dengan gesit dan semangat, sekaligus memberikan arti bagi orang banyak.
Datuk dalam menjalani kehidupan, selalu berpedoman pada perintah Agama, dan harus berbuat baik kepada orang banyak, juga dalam menjalan usaha , atau perniagaan .
Selain menjalankan usaha, Datuk Haji Mansyur juga aktip melakukan aksi sosial guna membantu sesama yang mengalami kesulitan. Datuk pun mendirikan N.G.O, atau sukarelawan dan mendapat pengakuan dari Kerajaan Malaysia. Sebagai lembaga swadaya masyarakat kegiatannya bermitra dengan pihak Kedubes Indonesia
Aksi sosialnya memang untuk sesama, alias tidak untuk kelompok tertentu. Hal itu bisa dilihat atas apa yang dilakukan dengan memberikan bantuan sosial kepada warga Malaysia Tempatan yang mengalami musibah, banjir dan lainnya.
Kegiatan dalam aksi sosial juga menyertakan kerjasama dengan Tentara Diraja Malaysia dan juga Balai Polisi Malaysia dalam bentuk kegiatan menyalurkan sembako di pelosok yang terkena musibah.
Kerjasama kegiatan sosial juga dilakukan bersama masyarakat Indonesia seperti masyarakat Minang, Jawa, Tapanuli dan Melayu yang ada di negara itu untuk memberikan bantuan, kepada warga Malaysia yang terkena Musibah .
Apa yang dilakukan itu, kata Datuk Haji Mansyur, sebagaimana ditulis Suratman, terkait dengan arahan pihak Kedubes Indonesia yang memberikan wejangan, aturan dan ketentuan terhadap warga Indonesia di Malaysia, agar dapat melakukan kewajiban sosialnya, misalnya membayar zakat, pajak dan lain lain .
Berkat kegiatan sosialnya bersama sukarelawan yang dibentuk, maka di Tahun 2015, dapat penghargaan dari Duta Besar Indonesia Sebagai N.G.O, Atau Sukarelawan dan Tahun 2016, dari Di Pertuan Agung .
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar