Bandung (wartalogistik.com) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ( Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan, menyosialisasikan sekaligus evaluasi layanan angkutan khusus ternak, agar layanan dan isiannya lebih optimal, setelah berjalan selama 7 tahun.
Kegiatan lebih mengoptimalkan kapal khusus ternak itu berlangsung pada Focus Group Discussion (FGD) Angkutan Khusus Ternak dengan tema Dukungan Penyelenggaraan Angkutan Khusus Ternak Dalam Mewujudkan Konektivitas Logistik Untuk Swasembada Daging, di Bandung pada Rabu ( 30/3).
Ikut dalam kegiatan tersebut beberapa kementerian/lembaga terkait, seperti perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, perwakilan Kementerian Pertanian, perwakilan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, perwakilan Satgas Pangan Polri, para Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan, Para Kepala Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten atau yang mewakili; Para Kepala UPT pelabuhan pangkal dan singgah Angkutan Khusus Ternak atau yang mewakili; serta para Direktur Utama Operator Kapal Khusus Ternak atau yang mewakili.
"Maksud dilaksanakannya kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Angkutan Ternak ini adalah dalam rangka menyamakan persepsi dan kesatuan pandangan antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, BPH Migas, Pemerintah Daerah, Peternak, dan operator kapal angkutan khusus ternak dalam penyelenggaraan pelayaran angkutan khusus ternak yang lebih tepat sasaran serta mengoptimalkan program tol laut angkutan khusus ternak adanya inovasi-inovasi melalui pemanfaatan teknologi informasi," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt Mugen Sartoto.
Capt Mugen menjelaskan bahwa program Tol Laut Angkutan Laut Khusus Ternak merupakan salah satu sub sistem dari sistem angkutan laut nasional, yang diselenggarakan oleh Pemerintah dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dalam negeri, yang mana salah satunya adalah kebutuhan akan daging, maka pemerintah menyelenggarakan angkutan khusus ternak di dalam negeri, dengan memberikan subsidi pengoperasian angkutan khusus ternak dari dana APBN.
"Angkutan Khusus Ternak yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan hampir 7 tahun dan sudah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitasnya dari tahun 2015 – 2021 dengan total capaian realisasi muatan berjumlah 181.212 ekor," ujarnya.
Oleh karena itu, harus dilakukan evaluasi secara mendalam terhadap pelaksanaan angkutan khusus ternak terutama waktu pelayanan yang selama ini masih banyak terbuang.
"Kami mohon bantuan kementerian Pertanian dan Dinas terkait agar mengidentifikasi daerah2 mana saja yang berpotensi sebagai penghasil ternak untuk diusulkan sebagai daerah Distributor ternak. Seharusnya sebelum kapal tiba dipelabuhan muat, ternak sudah siap diangkut sehingga kapal tidak menunggu muatan di pelabuhan," ungkapnya.
Selain itu, Capt Mugen mengharapkan adanya masukan dari berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dalam optimalisasi penyelenggaraan angkutan khusus ternak sehingga dapat meningkatkan perekonomian para peternak di tingkat produsen, serta meningkatkan arus distribusi ternak melalui angkutan laut dengan memperhatikan prinsip animal welfare.
Capt Mugen menjelaskan saat ini melalui aplikasi Sitolaut semua informasi jenis layanan jasa program tol laut bisa di akses dari seluruh wilayah sehingga proses pengiriman dari lokasi asal sampai ke tujuan barang terutama untuk wilayah terluar, terdepan, terpencil dan perbatasan semakin cepat, efektif, dan menghilangkan disparitas harga antar daerah.
"Penerapan aplikasi Sitolaut dimaksudkan untuk monitoring kegiatan tol laut menunjukkan kesungguhan dan komitmen semua instansi baik dari sisi pengangkutan, perdagangan dan distribusi barang dan ternak dapat bersinergi untuk meningkatkan pelayanan agar berjalan cepat, terpercaya, transparan, dan terstandar, serta biaya yang minimal sehingga dapat meningkatkan konektivitas pada daerah-daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP)," tegasnya.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Angkutan Khusus Ternak adalah dalam rangka meningkatkan pelayanan kapal angkutan ternak sehingga dapat meningkatkan kegiatan perekonomian para peternak di tingkat produsen. Dan meningkatkan arus distribusi ternak melalui angkutan laut terutama dalam menghadapi masa hari raya baik idul fitri dan udul adha dengan tetap memperhatikan prinsip animal walfare.
( Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar