Jakarta ( wartalogistik.com) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Marunda, pada Selasa (4/1) memediasi warga Marunda yang terdampak tebaran debu dari kegiatan bongkar muat barang curah di Terminal Umum Karya Citra Nusantara (KCN).
Dalam pertemuan di dalam kawasan terminal KCN itu hadir Kepala KSOP Marunda, Capt. Isa Amsyari, Direktur Operasi PT. KCN, La Ode Hartono, Camat Cilincing Muhammad Andri dan pejabat dari Sudin Lingkungan Hidup, Kotamadya Jakarta Utara, Lurah Cilincing, Idham, pengurus RW 07 dan warganya.
Dalam pertemuan itu, Kepala Kantor KSOP Kelas IV Marunda, Capt. Isa Amsyari MM. M.Mar, saat memimpin jalannya pertemuan menyatakan, tentang tupoksi KSOP Marunda, keberadaan pelabuhan, dan peran pelabuhan KCN sebagai objek vital nasional. Dikatakan, dalam UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran disebutkan penyelenggara pelabuhan adalah pemerintah yang pengelolaannya dilakukan oleh badan usaha.
Atas dasar itu maka KSOP sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan laut, Kemenhub selaku pembina atas operasinal pelabuhan, berperan untuk memfasilitas penyelesaian masalah atas kegiatan di pelabuhan dan memfasilitasi komunikasi antar warga dan pihak badan usaha pengelola pelabuhan yakni KCN. Tujuannya agar masalah yang dihadapi warga bisa dicari solusi dan diatasi bersama, dan KCN dapat menjalankan kegiatannya dengan baik dan lancar," kata Capt. Isa Amsyari.
Camat Cilincing, M. Andri yang juga menyampaikan penjelasan maksud mendampingi warga menyatakan, kegiatan pertemuan ini dalam rangka melihat kegiatan pelabuhan. Dasarnya karena adanya aduan dari warga, karena danya pencemaran dari debu batu bara.
"Hasil rapat dari Walikota Jakut mengamanatkan agar kami untuk membuka kembali komunilasi di pelabuhan dengan warga untuk mengatasi masalah akibat tebaran debu dari kegiatan pelabuhan KCN," kata Camat Cilincing.
Initnya juga melihat siapa yang usaha disini, bukan hanya KCN saja. Melihat sajuhmana pihak melakukan usaha disini mengantisipasi debu. Dan bagaimana jalinan komunilasi bisa berjalan lagi akibat adanya keluhan warga disini.
Selain itu juga, tambah Camat Cilincing, kegiatan ini juga dalam rangka melakukan pengawasan bagaimana pelaksanaan amdalnya.
" Namun hari ini dalam rangka sosialisasi kegiatan KCN kepada masyarakat," kata Andri.
KCN Sudah Tampung Keluhan dan Sosialisasi ke Warga
Direktur Komersial PT KCN, La Ode Hartono menyatakan keluhan warga selama ini sudah diterima dan sudah melakukan komunikasi ke warga yang terdampak. Selain itu juga sudah melakukan kegiatan dengan pihak Pemerintah Kotamadaya Jakarta Utara dalam rangka mengatasi adanya keluhan warga.
" Kami juga sekarang sedang menindaklanjuti harapan warga, setelah berlangsung pertemuan dengan pihak Walikota Jakut, belum lama ini. Dari hasil pertemuan itu, kami diminta menjelaskan bagaimana menangani dampak tebaran debu yang terjadi pada warga," ungkap Agus Hartono.
" Pihak pemerintah Kotamadya Jakarta Utara, jika sudah mendatangi kami dan sudah mengevaluasi dan mengarahkan langkah-langkah penanganannya," katanya.
Secara rinci Lo Ode Hartono menyatakan inti masalahnya, tebaran debu yang dirasakan masyarakat itu terjadi pada bulan Nopember sampai Januari. Januari. Penyebabnya, kegiatan bongkar muat batu bara sangat padat di bulan itu.
Pada Nopember dan Desember keadaan angin sedang kencang. Maka batubara yang bongkar disini terbawa angin.
" Jadi kedepan akan kami atasi situasi itu. Untuk saat ini, di bulan Januari, kegiatan bongkar muat cukup tinggi lagi terkait permintaan dari PLN Jawa dan Bali PLN yang sedang kekurangan bahan baku, baku batu bara, sebagai bahan pembangkit," kata Agus Hartono.
2006 KCN didirikan untuk mendukung pelabuhan Tanjung Priok karena sudah sangat padat, dan dweling time 3 hari terbilang lama. Jadi dengan adanya KCN arus barang curah dari Tanjung Priok teratasi karena masuk di Marunda. Hasilnya yor dan dweling time di pelabuhan Tanjung Priok juga turun.
Pada tahun 2012 dari sisi dokumen kami sudah ada amdal menyatu dengan KBN. Dan pada tahun 2016, KCN keluar dari amdal KBN untuk melakukan proses amdal sendiri. Dalam proses pembuatan amdal sendiri, kami menggunakan jasa konsultan untuk merubah UKL dan UPL tahun 2012 yang kami miliki ke tahun 2015," kata La Ode Hartono.
Selain itu juga La Ode Hartono menyampaikan bahwa di wilayah Marunda bukan hanya terminal umum KCN yang melayani kapal bongkar muat muatan curah, tapi juga di terminal Kaliblencong yang yang dioperasikan pihak lainnya.
Adapun kondisi mengantisipasi sebaran debu curah, Agus Hartono juga menyampaikan, bahwa pihak KCN sudah mengantsipasinya selama ini. Antisipasinya berupa penyiraman lahan dengan 3 unit alat penyiraman agar lahan di kawasan terminal menjadi basah. Manfaat penyiraman itu tiupan angin kencang tidak membuat debu barang curah terbang.
Ada pemasangan polynet di stockfile untuk mencegah batu bara terbang. Minimal mengurangi tiupan agar batu bara dan pasir minim terbang.
Pemasangan safety metal plat pada kegiatan bongkar muat. Tujuannya agar menjaga kebersihan dermaga dari tumpahan batu bara pasir atau hasil bongkaran.
Pemasangan kantong udara guna mengetahui kecepatan arah angin. "Kedepan kita perbanyak lagi agar arah angin dan kecepatannya bisa lebih cepat diketahui dan antisipasi tebaran debu bisa dilakukan sesegara," ujar Agus Hartono.
Ada juga penanaman pohon penyerap polusi udara. Pemasangan terpal di atas lapangan penumpukan batu bara.
"Kita punya aturan penumpukan batu bara 5 atau 6 meter agar tidak terbang jauh debunya," jelas Agus Hartono.
Adapun yang akan dilakukan KCN kedepan, yang merupakan hasil dari pertemuan dengan pihak Pemkodya Jakut adalah
Peninggian polynet stocfile dengan biaya Rp. 10,2 miliar pada tahun 2023. Melakulan pengecoran dan pengaspalan jalan yg belum di aspal. Melakukan penghijauan kawasan pelabuhan dengan pihak IPB. Rencana pembuatan instalasi pengelola limbah (ipal) dan sampah B 3. Peningkatan program kegiatan CSR kepada masyarakat sekitar KCN.
Atas semua yang dilakukan itu, sambung La Ode Hartono agar warga terhindar dari dampak dari kegiatan bongkar muat barang curah.
" Kedepannya KCN juga akan berusaha menjadi pelabuhan berlabel green port. Untuk itu kita gandeng IPB menjadi pihak untuk menamam pohon disini, sehingga KCN menjadi pelabuhan yang ramah lingkungan," tutup La Ode Hartono.
Pada pertemuan itu juga diberi kesempatan warga untuk menyampaikan keluhannya. Syahrudin, salah seorang warga dari RW 07 Kelurahan Marunda yang berada di Rumah Susun Marunda itu menyatakan, selama ini pihak warga tidak mengetahui adanya pertemuan atau sosialisasi KCN dengan warga yang terdampak di RW 07.
" Kami harapkan kegiatan sosialisasi ke depannya benar-benar pada warga yang terdampak tebaran debu batu bara itu," katanya.
Maulana yang juga warga RW 07 juga menyampaikan keluhannya menyatakan, setiap debu masuk ke rumah tebal sekali. Anak-anak kalo main sepeda kakinya sampai hitam.
" Dari warga yang sakit, baik itu pada bagian mata maupun sakit pernapasan setelah kami tanyakan ke puskesmas hal itu karena debu batubara," kata Maulana.
Atas keluhan warga itu, Capt. Isa Amsyari menyatakan akan memfasilitasi untuk ditindaklanjuti, karena pihak KCN juga siap untuk melakukan upaya mengatasi dampak lingkungan usahanya dengan sejumlah progran yang sesuai dengan regulasi.
" Bahwa masih adanya keluhan warga akan menjadi perhatian tahap selanjutnya dalam.mengatasi dampak lingkungan," kata Capt. Isa Amsyari.
Camat Cilincing pun mengarahkan untuk waktu ke depannya, Lurah Marunda berkordinasi dengan Rw yang terdampak untuk membahas dan melakukan pertemuan untuk.menjelaskan hasil dari pertemuan ini.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar