Jakarta ( wartalogistik.com) - Pasar muatan non kontener, utamanya curah kering meningkat saat ini. Keadaan itu tentu saja berpengaruh pada pelabuhan yang melayani kapal-kapal pengangkut curah kering, sebagaimana yang terjadi pada pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), Banten yang mencatatkan kinerja positif di tahun 2021 ini.
Kinerja positip atas layanan kapal- kapal curah kering itu disampaikan Direktur Utama PT KBS, Akbar Djohan ketika memberikan penjelasan kepada media secara virtual, Selasa (2/11) sebagai rangkaian dari kegiatan Virtual Expo Maritime Indonesia (VEMI) 2021 yang diselenggarakan DPP INSA ( Indonesian National Shipowners Association ) , bekerjasama dengan ABUPI ( Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia) dan IPERINDO dari tanggal 28 sampai 29 Oktober 2021.
Atas meningkatnya arus muatan, Akbar Djohan optimis di akhir tahun arus muatan yang masuk di pelabuhan yang dikelolanya mencapai 25 juta ton, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 18, 3 juta ton.
Atas meningkatnya kinerja PT KBS, Akbar Djohan juga menyatakan akan terus meningkatkan pelayanan. Karena proses bisnis terminal curah berbeda dengan terminal kontainer, maka pihaknya kini masih terus menyiapkan proses bisnis untuk terminal curah yang terintegrasi NLE (yakni National Logistic Ecosystem )
"Kami juga akan ada pada plat form NLE sebagai Krakatau International Port pada layanan non kontainer, yaitu dry bulk," katanya.
Akbar Johan juga mengatakan, untuk saat ini arus barang di pelabuhan KBS, Banten tidak terpengaruh secara signifikan oleh pandemi. Namun diakuinya di awal tahun 2020 memang dirasakan adanya penurunan arus barang, tapi pada kuartal II - 2020 kembali stabil, meskipun arus kunjungan kapal menurun tapi volume barang yang diangkut meningkat. Bahkan dengan terus meningkatnya arus muatan, maka pasar muatan yang dilayani di kawasan banten mencapai 80 persen dari sejumlah pelabuhan yang ada di kawasn Banten.
" Kelihatan adanya perubahan kapal pengangkut, sebelumnya menggunakan kapal kecil berubah dengan kapal besar sehingga volume yang diangkut juga besar," kata Akbar Djohan
Soal layanan Akbar Djohan mengatakan bahwa sektor kepelabuhanan memerlukan sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai efisiensi rantai pasok.
" Melalui kolaborasi dan sinergi seluruh pemangku kepentingan kepelabuhanan maka diharapkan produktivitas akan meningkat, sekaligus biaya yang dikeluarkan akan menurun," katanya.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar