Jakarta (wartalogistik.com) -
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memodernisasi penjualan tiket penyeberangan
ferry di lintasan Ajibata - Ambarita atau kawasan pariwisata Danau Toba, berbasis
QR Code dengan metode pembayaran selain tunai juga dapat menggunakan kartu uang
elektronik (non tunai), pada 28 Oktober.
Direktur Utama PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, upaya modernisasi penjualan
tiket penyeberangan ferry ini sejalan dengan Kementerian Perhubungan PM No. 19
tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan Secara Elektronik, yang
akan diterapkan di seluruh lintasan dan pelabuhan yang dikelola oleh ASDP.
“Harapan kami, dengan
hadirnya layanan ASDP disini dapat lebih meningkatkan kemajuan sektor
pariwisata Danau Toba agar semakin ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun
mancanegara," ujar Ira Puspadewi.
Ira Puspadewi mengungkapkan, dengan
penerapan digitalisasi ini metode penjualan berubah dari yang sebelumnya
menggunakan karcis fisik, sekarang menjadi tiket berbasis QR Code, dengan
pembelian masih secara go-show.
"Kini metode pembayaran
juga dimodernisasi dengan non tunai (cashless) menggunakan kartu uang
elektronik yang dilakukan bertahap dalam masa transisi digitalisasi lintasan
ini,” jelas Ira Puspadewi.
Penerapan tiket tersebut untuk
perdana tanggal 28 Oktober 2020. Pengguna jasa dapat membayar hanya dengan
kartu uang elektronik Brizzi (BRI). Untuk selanjutnya, sedang diupayakan dapat
juga menggunakan Tap Cash (BNI), E-Money (Mandiri), dan Flazz (BCA).
Adapun langkah-langkah yang
dapat diikuti oleh pengguna jasa yang akan naik kapal ferry di lintasan Ajibata
- Ambarita sebagai berikut :
1. Pengguna jasa datang ke
loket penjualan tiket di area Pelabuhan Ajibata atau Ambarita.
2. Pengguna jasa mendaftar
untuk melakukan pengisian manifest.
3. Pengguna jasa melakukan
pembayaran tiket menggunakan kartu uang elektronik (tahap awal Brizzi) atau
dengan uang tunai.
4. Pengguna jasa mendapatkan
bukti pembayaran tiket.
5. Pengguna jasa
dipersilakan melakukan embarkasi ke dalam kapal untuk menyeberang.
"Pembayaran dengan non
tunai atau kartu uang elektronik menjadi salah satu opsi yang dibuka dalam masa
transisi digitalisasi selain pembayaran tunai. Tentunya, tidak ada biaya
tambahan yang dikenakan kepada pengguna jasa. Hanya saja, untuk biaya pembelian
dan pengisian ulang kartu uang elektronik mengikuti ketentuan bank penerbit
dari masing-masing kartu prepaid tersebut," papar Ira.
Di masa adaptasi kebiasaan
baru Covid-19, KMP Ihan Batak beroperasi sebanyak 4 trip per hari pada
Senin-Kamis , 6 trip per hari pada Jumat dan 8 trip per hari pada Sabtu-Minggu.
Terkait tarif penumpang dan kendaraan di atas KMP Ihan Batak, tarif yang
dikenakan untuk pejalan kaki dewasa sebesar Rp 9.000,-, diikuti tiket anak
sebesar Rp 6.000,-
ASDP melayani lintasan
Ajibata - Ambarita dengan mengoperasikan KMP Ihan Batak sejak 27 Desember 2018
dan hingga saat ini antusiasme pengguna jasa sangat tinggi dengan kehadiran
kapal berukuran 546 Gross Tonage (GT) yang dibangun pertama kali oleh
Kementerian Perhubungan di Kawasan Danau Toba tersebut.
Adapun tarif tiket kendaraan
yang dikenakan sebagai berikut:
Gol I (sepeda dayung) Rp
13.000,-
Gol II (sepeda motor) Rp
22.000,-
Gol III (becak, sepeda motor
500 cc ke atas) Rp 45.000,-
Gol IV (minibus/sedan) Rp
135.000,-
Gol IV (Pick Up) Rp
120.000,-
Gol V (bus sedang) Rp
287.000,-
Gol V (colt diesel 5-7 m) Rp
234.000,-
Gol VI (Bus besar) Rp
487.000,-
Gol VI (Fuso 7-10 meter) Rp
384.000,-
Gol VII (Tronton) Rp
483.000,-
Gol VIII (Trailer) Rp
715.000,-
Gol IX (Trailer diatas 16 m)
Rp 1.065.000,-
"Dengan adanya KMP Ihan
Batak ini, diharapkan tidak hanya memperlancar konektivitas antarpulau,
tetapi juga meningkatkan pelayanan transportasi penyeberangan serta peningkatan
pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan Danau Toba. Apalagi Danau Toba diarahkan
menjadi destinasi pariwisata yang bertaraf internasional," tutur Ira lagi.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar