Jakarta – Untuk tahap awal
pengoperasian (soft opening) Pelabuhan Patimban pada
September 2020 adalah terminal kendaraan (car terminal).
“Berikutnya baru terminal
peti kemas,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H Purnomo seusai
menyaksikan penandatanganan kontrak pembangunan jembatan penghubung (Connecting
Bridge) antara terminal (dermaga dan lahan penumpukan) dengan lahan daratan atau back up area oleh pihak PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Paket 3 Pembangunan
Pelabuhan Patimban dan kontraktor gabungan
PT. Wika dan PT. Pembangunan Perumahan (PP), di kantor Kementeerian
Perhubungan, Kamis (13/2)
Dalam kontrak
pembangunannya akan berlangsung selama 630 hari dengan nilai kontrak sebesar Rp. Rp. 524.140.228.418 untuk panjang jembatan mencapai 1 KM.
Pembangunan jembatan
penghubung tersebut merupakan rangkaian pembangunan yang tertuang dalam Tahap 1
Pembangunan Pelabuhan Patimban yang terdiri dari 3 tahap. Pada tahap 1 terdiri dalam 10 paket. Untuk Peket 1 sampai 4
disebut paket Konstruksi. Dengan berlangsungnya penandatanganan paket 3 ini,
maka seluruh paket konstruksi sudah berjalan.
Adapun pembangunan Paket 1 berupa pembangunan terminal (dermaga
dan lahan penumpukan), Paket 2 Sea Wall, Break Water dan Pengerukan Alur , Paket 3 jembatan penghubung terminal dan lahan daratan (back up
area), Paket 4 jalan penghubung dari
lokasi pelabuhan (back up area) ke Jalan Raya Pantura yang di lakukan oleh
Kementerian PUPR.
Kapan soft opening berlangsung ? Sebagaimana disampaikan Joko Sasono
ketika membaca sambutan Menteri Perhubungan pada acara penandatangan kontrak
itu menyatakan direncanakan pada bulan September 2020 jika berjalan lancar akan
dilakukan soft opening untuk Pelabuhan Patimban tahap pertama.
“Memang rencananya soft opening akan dilangsungkan pada
Juni tahun ini, tetapi karena banyak kendala seperti belum seleruhnya selesai
pembebasan lahan untuk area daratnya, maka ada perubahan dari jadwal yang
direncanakan,” kata Joko usai memberikan sambutan.
Agus H. Purnomo menyampaikan
progres pembangunan Pelabuhan Patimban pada pembangunan terminal (kendaraan dan
peti kemas) sejak tanggal kontrak 27
Juli 2018 telah mencapai 58,37% per tanggal 26 Januari 2020, pembangunan
Breakwater, Seawall dan Revetment sejak tanggal kontrak 30 November 2018 telah
mencapai 25, 036 % per tanggal 11 Februari 2020,”
Sebagai informasi, Pada
tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan dapat melayani 3.75 Juta peti
kemas (TEUS) dan 600.000 kendaraan bermotor (CBU). Pada tahap kedua, kapasitas
pelayanan akan meningkat menjadi 5.5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan
meningkat kembali hingga 7.5 Juta Teus.
Nantinya, kita berharap
pada tahun 2027 Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan besar yang akan
difungsikan untuk kegiatan ekspor industri otomotif dari Indonesia ke luar
negeri.
Selain itu juga Dirjen
Hubla menyampaikan, biaya pembangunan pada
tahap I paket I sebesar Rp 6,1 triliun.
Kemudian phase I paket 2 sebesar Rp 1,8 triliun dan phase I paket 3 senilai Rp
524 miliar dan Paket 4 sebesar Rp 1,2 Triliun.
Pelabuhan
Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional pelabuhan baru yang dilaksanakan
melalui pendanaan dari Official Development Assistance (ODA Loan) Pemerintah
Jepang.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar