Yogyakarta (wartalogistik.com) –
Operator angkutan laut perintis dan tol laut harus menjalankan ship
manajemen agar kegiatan dan operasional kapal berlangsung dengan baik dan
pelayanan kemasyarakat menjadi maksimal.
Hal
itu menjadi salah satu bagian yang titik berat kegiatan Rapat Kordinasi
Angkutan Laut Perinits dan To Laut, yang berlangsung di Yogyakarta . Rakor
berlangsung selama tiga hari (21-23/3) itu dibukan Dirketur Jenderal
Perhubungan Laut, Agus H. Purnomo pada, Kamis (21/3).
Pada
sambutannya Agus Purnomo menyatakan, pemerintah telah menyiapkan anggaran
untuk meningkatkan konektivitas agar seluruh wilayah NKRI terhubung dan barang
kebutuhan masyarakat tersedia dengan harga yang wajar . Untuk itu layanan
angkutan laut perintis dan tol laut harus terus meningkatkan.
“Untuk
meningkatkan pelayanan, maka operator angkutan laut perintis harus
melakukan ship management yang baik, sehingga keadaan kapal terjaga
dengan baik dan pengoperasinnya optimal kepada masyarakat,” kata Agus Purnomo.
Selama
ini pihak Ditjen Hubla, tambah Agus Purnomo, telah melakukan berbagai
kebijakan agar pengoperasian kapal perintis dan kapal tol laut dapat berjalan
lebih baik.Misalnya dengan mewajibkan operator kapal melaksanakan Sistem
Perencanan Pemeliharaan (Plan Maintenance System) agar pemeliharaan kapal
negara dapat berjalan baik dan terencana serta melaporkan kondisi kapal
tersebut sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
Jika
kapal harus melakukan docking atau rusak berat sehingga tidak dapat beroperasi
maka operator kapal harus menyediakan kapal pengganti sehingga tidak terjadi
kekosongan pelayanan pada trayek yang dilaluinya.
“Oleh
karenanya para operator kapal negara perintis dan tol laut harus menerapkan
Manajemen Keselamatan Kapal (Safety Management System) sesuai dengan ISM Code secara
konsisten sebagai upaya pengendalian dalam pengoperasian kapal guna mencegah
terjadinya kecelakaan kapal,” jelas Agus.
Untuk
peningkatan layanan, juga mulai mengarah pada penerapan teknologi informasi
dalam pelayanan transportasi laut, salah satunya adalah penerapan e-ticketing.
“Seiring
meningkatnya teknologi informasi, kita juga harus melakukan pembenahan,
termasuk dengan
memberlakukan penerapan e-ticketing untuk penumpang dan muatan
yang wajib dipenuhi oleh operator kapal sehingga jumlah naik/turun penumpang
dan muatan dapat terdata secara jelas, akurat dan transparan,” kata
Dirjen Hubla.
Begitupun
saat terjadinya peak season seperti lebaran atau saat Natal dan Tahun Baru,
operator kapal harus lebih meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi
terjadinya kelebihan kapasitas penumpang yang membahayakan stabilitas kapal.
“Secara
bertahap kami juga akan melakukan edukasi kepada para penumpang angkutan laut
terhadap pengaturan barang bawaan di atas kapal serta peningkatan ketertiban
penumpang,” ujar Agus.
Pada
kesempatan tersebut, Dirjen Agus juga menginstruksikan agar seluruh Kepala Unit
Penyelenggara
Teknis (UPT) melakukan pengawasan terhadap kinerja operator kapal
dengan tetap memprioritaskan keselamatan pelayaran.
“Ke
depan kami akan terus memperluas jaringan trayek tol laut dan perintis di
wilayah terpencil lain sehingga dapat merangkai konektivitas secara “end to
end” dan terkoneksi dengan moda lain tidak hanya “port to port” saja,” ujar
Dirjen Agus.
Direktur
Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko dalam pada kegiatan
rakornis itu menjelaskan, pada tahun 2019 Kementerian Perhubungan melalui
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan angkutan laut perintis
dengan jumlah 113 trayek, dengan rincian 46 trayek dilayani oleh PT. Pelni
melalui mekanisme penugasan dan 67 trayek dilayani oleh operator swasta melalui
mekanisme pelelangan umum.
Sedangkan
untuk penyelenggaraan angkutan barang di laut (Tol Laut) mencapai 18 trayek,
dengan rincian 11 trayek dilayani oleh perusahaan BUMN melalui mekanise
penugasan (5 trayek oleh PT. Pelni, 4 trayek oleh PT. Djakarta Lloyd dan 2
trayek oleh PT. ASDP) dan 7 trayek lainnya dilayani oleh operator swasta
melalui mekanisme pelelangan umum.
Ia
berharap kegiatan Rakornis ini bisa menjadi momentum penting untuk saling
bertukar pikiran, mengevaluasi sekaligus mengkonsolidasikan semua permasalahan
terkait penyelenggaraan angkutan laut perintis dan tol laut sehingga ke depan
dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan angkutan laut di seluruh indonesia.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar