Jakarta (wartalogistik.com)
- Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat mengajak
seluruh Asosiasi terkait, untuk menghilangkan Over Dimension Over Loading
(ODOL) pada tiap angkutan barang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Budi Setiyadi menyampaikan bahwa persoalan ini harus dihilangkan mulai dari
hulu. Untuk itu dibutuhkan peran dan dukungan para Pengusaha dan Asosiasi untuk
mewujudkan ketiadaan kelebihan dimensi dan muatan.
"Permasalahan Over Dimensi Over
Loading ini sudah sangat memprihatinkan karena kerugian negara yang ditimbulkan
akibat ini sebesar 43 triliun tiap tahunnya," kata Dirjen Budi dalam Forum
Group Discussion (FGD) di Jakarta, Jumat (2/3).
Dirjen Budi menguraikan bahwa
kelebihan dimensi merupakan suatu keadaan dimana dimensi pengangkut tidak
sesuai dengan standar produksi pabrik. Sedangkan kelebihan muatan atau
overloading kondisi dimana kendaraan mengangkut melebihi ketentuan yang
berlaku.
Pada tahun 2017 menurut Dirjen Budi,
pelaksanaaan uji petik ODOL ditemukan sebanyak 67,5 persen melanggar kelebihan
angkutan lebih dari 20 persen kapasitas angkut.
Dirinya mengatakan ada lima
permasalahan yang kedapatan di lapangan saat rampchek ODOL 2017,
diantaranya adalah banyak kendaraan dari arah Sumatera seperti Lampung dan
Sumatera Barat yang Buku KIR nya tidak tercantum nomor SRUT. Denda yang
dikenakan oleh Pengadilan bukan denda maksimal, rata-rata pelanggaran dilakukan
oleh angkutan tiga sumbu dan lebih, sebesar 20 ton per sumbu kelebihannya.
"Dua permasalahan lainnya
adalah masih ditemukan trailer yang mengangkut peti kemas 40-45 feet dan masih
ditemukan Buku KIR palsu," tutur Dirjen Budi yang didampingi Direktur
Pembinaan Keselamatan Ahmad Yani.
Lebih lanjut Dirjen Budi
mengharapkan pemilik barang mengerti dan memahami bahwa aturan muatan barang
harus sesuai dengan daya angkut yang tertulis dalam Buku KIR. Tidak lagi
mengoperasikan kendaraan yang melebihi standar.
"Hal itu bila dilaksanakan
dapat berdampak pada penghematan anggaran negara dan dapat digunakan untuk
pembangunan infrastruktur baru daripada anggarannya untuk perbaikan jalan terus
menerus," ungkapnya.
Dirjen Budi mengajak agar semua
angkutan barang dapat menjadi Truk Pelopor Keselamatan Berlalulintas.
"Saya yakin bahwa semua pasti bisa melakukannya dan bisa berbuat lebih
baik lagi untuk kepentingan bangsa Indonesia," ujarnya. "Pokoknya
target kami adalah "NO ODOL," tegas Dirjen Budi.
Dalam FGD ini turut juga dihadiri oleh Direktur
Preservasi Jalan Kementerian PUPR Edy Rahadian, Ketua Umum DPP Aptrindo
Gemilang Tarigan, Government Relations Manager Isuzu Indonesia Ketut Suciarta
dan Sekjen DPP Organda Ateng Aryono. (Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar