JAKARTA – WARTA LOGISTIK.COM – Galangan kapal PT Daya Radar Utama (DRU) unit Lampung menargetkan empat kapal angkut tank pesanan Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Laut selesai pada akhir 2018.
Managing Director PT Daya Radar Utama (DRU) unit Lampung, Wardiyono Suwaryo, mengatakan, Kapal Angkut Tank (Landing Ship Tank/LST) kedua akan diserahkan pada bulan April 2018 dan digunakan sebagai kapal angkut tank Marinir. Sementara sisanya, LST ketiga, keempat dan kelima ditargetkan selesai pada akhir 2018.
“Satu unit kapal angkut tank (KRI-Teluk Bintuni) sudah diserahkan. Satu unit lagi pada April (2018) sudah bisa diserahkan. Tiga unit kemudian akhir 2018,” kata Wardiyono di sela menerima kunjungan Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kemenhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, di galangan DRU Lampung, belum lama ini.
Sebelumnya, TNI Angkatan Laut (AL) telah mengoperasikan satu KRI Teluk Bintuni-520 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan dari galangan kapal dalam negeri di Lampung.
KRI Teluk Bintuni-520 yang memiliki spesifikasi panjang 120 meter dengan lebar 18 meter, dan tinggi 7,8 meter itu mampu mengangkut 10 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A4 berbobot 62,5 ton. Selain itu juga dilengkapi dua helipad beserta fasilitas hangar dan mampu membawa 400 personel.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Totok Sugiharto menegaskan, kapal buatan dalam negeri tidak kalah bersaing dengan kapal buatan luar negeri, seperti kapal militer buatan PT Daya Radar Utama (PT DRU) ini.
“Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kemampuan produksi, baik kualitas maupun kuantitas yang dimiliki PT DRU. Sehingga nantinya diharapkan melalui kunjungan ini, pihak media massa dapat turut serta mengabarkan kepada publik tentang produk dalam negeri yang membanggakan, dan tidak kalah bersaing dengan industri luar negeri,” ujar Totok Sugiharto.
Menurut dia, selain melihat langsung proses produksi, kedatangan rombongan juga untuk mendapatkan informasi faktual tentang kemampuan industri maritim galangan kapal karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.
“Perusahaan galangan kapal yang berada di Lampung, DRU telah mendukung alutsista khususnya armada laut guna mendukung pertahanan Indonesia,” katanya.
Menurut Totok, selama ini PT DRU telah membuat lebih dari 100 unit kapal perang yang kini digunakan oleh TNI AD maupun AL.
“Kapal perang yang telah diproduksi kurang lebih 100 unit berbagai jenis dirancang oleh tenaga ahli Indonesia,” katanya.
Menurut Laksamana Muda (Purn) TNI AL ini, untuk kapal kedua yang akan diserahkan April 2018 sudah selesai 70 persen, sedangkan kapal lainnya yang akan diserahkan pada akhir 2018 sudah mencapai progres sekitar signifikan.
KRI Teluk Bintuni-520 merupakan jenis kapal angkut yang disebut-sebut memiliki ketahanan di laut selama 20 hari dan mampu berlabuh hingga di bibir pantai?
PT Daya Radar Utama sejak berdiri pada 1972 telah membangun hampir 400 unit kapal dengan berbagai tipe dan ukuran, baik untuk lembaga Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun untuk kepentingan swasta nasional.
Jenis kapal yang dibangun meliputi kapal tanker dengan kapasitas hingga 17.500 dead weight tonnage, Kapal Angkut Tank (landing ship tank), kapal Roll On Roll Off (Roro) hingga 5.000 gross tonnage, Kapal Angkutan Barang (cargo vessel). Kapal Penunjang Operasi Lepas Pantai (Offshore).
Kemudian jenis Crew Boat, Anchor Hundling Tug (AHT), Anchor Hundling Tug And Supply (AHTS) hingga Accomodation Work Barge (AWB), dengan penetapan manajemen mutu yang mengacu kepada standar internasional ISO, menggunakan komponen berstandard internasional.
Wardiyono menjelaskan, kapal produksi PT DRU sudah menggunakan 100 persen plat dari PT Krakatau Steel, namun khusus mesin utama (main engine) dan generator yang masih import.
Dalam proses pembuatannya, dikatakan Wardiyono, proses pembuatan dan perakitan kapal juga dikerjakan oleh 100 persen tenaga kerja dalam negeri. Sekitar 1.154 tenaga kerja dilibatkan dalam pembuatan maupun pemeliharaan kapal.
“Kapal yang dibangun harus melewati `quality control` yang tidak sembarangan. Tenaga kerja 1.154 orang tidak ada satupun menggunakan tenaga kerja asing. Semuanya anak bangsa,” ungkapnya. (Abu Bakar/WL.COM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar